;

LAPIS TALAS (BOGOR)

Bener sih memang nyummy makan Lapis Talas Bogor . Manis dan gurih terasa campur aduk di lidah . Sepertinya rasa manis berasal dari cake-nya sedang gurih datang dari taburan keju di atasnya . Walau bukan seorang Bondan Winarno , tapi boleh lah saya bilang memang maknyuss . Enak !

Penganan ini memang sedang laris di Bogor . Bukan hanya buat oleh-oleh tapi buat warga Bogor sendiri penganan ini masih termasuk salah satu jenis kue yang akan dipertimbangkan sebagai suguhan atau dinikmati sendiri . Pagi ini antrian sudah cukup panjang , padahal baru jam 07.15 pagi tetapi sudah banyak kaum ibu berbaris untuk menunggu giliran di cabang mereka di Jl. Baru / Soleh Iskandar . Hebat ! Rupanya kepopulerannya masih tetap terjaga walau sudah beberapa tiruan Lapis Bogor keluar tapi tidak mempengaruhi popularitasnya . Benar loh , di sekitar Jl. Baru saja paling tidak ada 4 toko yang memanfaatkan nama Lapis Bogor dengan spanduk yang memajang foto yang mirip dengan Lapis Bogor Sangkuriang .
Lapis Bogor ini kalau ditelaah sedikit lebih jauh merupakan sebuah bentuk hasil bercampurnya sebuah "bahan" tradisional dan "tehnik" modern . Talas yang merupakan produk tradisional Bogor diolah memakai alat dan tehnik dari dunia modern . Kalau dulu talas hanya digoreng atau dikukus untuk teman minum kopi warga Bogor sekarang berubah bentuk (Berubah ! ala Ksatria Baja Hitam ) menjadi lebih cantik dan memiliki sifat kompetitif di masa kini . Kelemahan talas dalam bersaing di zaman ini dirubah menjadi sebuah kelebihan dan memberi nilai lebih . Pada dasarnya bukan hal yang terlalu aneh mengubah talas menjadi tepung tapi karena situasi , tempat dan lokasi-nya di Bogor , yang notabene pernah dikenal sebagai Kota Talas , maka selling point-nya menjadi bertambah kuat . Cerdik !

Produk lainnya sebenarnya juga patut dipertimbangkan mengingat memiliki kekhasan yang sama dengan apa yang dimiliki Lapis Talas-nya . Salah satunya yang pernah saya coba adalah Pie Talasnya . Hanya rupanya masih tenggelam dengan kakak-nya si Lapis Talas .
Menyenangkan melihat lahirnya lagi sebuah bentuk "produk" baru dari sebuah budaya Bogor . Mungkin tidak 100% sama seperti di masa lalu karena hal tersebut sulit untuk terus berlanjut . Hanya karena yang terpenting bagi sebuah kebudayaan untuk survive adalah jumlah pengikut/penganutnya , seringkali sebuah kebudayaan harus melakukan adaptasi dengan perkembangan zaman dan tehnologi agar mampu bertahan . Kecerdikan dan kreatifitas Rizka Romadhona memberikan satu tambahan jenis produk budaya yang mampu memberikan kemampuan untuk kebudayaan Bogor dapat bertahan di masa sekarang . Salut !
Share on Google Plus

About Anton Ardyanto

Terima kasih untuk berkenan membaca tulisan ini. Saya berharap ada yang dapat diambil dan dimanfaatkan dari tulisan ini. Kalau anda berkenan mohon luangkan waktu berharga anda sedikit lagi untuk memberikan sesuatu. Saran, masukan atau kritik akan sangat berharga bagi saya. Apalagi kalau anda berkenan share tulisan dari blog ini kepada yang lain.

Thank you for your time to read my writings. It means a lot to me. I really hope that there is something that you, the reader can take from my writing. I would be honored if you can spare a bit more of your precious time to let me have your comments or even your critics. I would be more than grateful if you can share something from this blog to other people.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment