Di tengah semakin menjamurnya pusat perbelanjaan modern di berbagai tempat di Kotamadya Bogor , ternyata masih ada beberapa pasar becek atau pusat perbelanjaan tradisional yang bertahan . Salah satu diantaranya adalah Pasar Anyar .
Terletak di pertemuan banyak jalan seperti Jl. Nyi Raja Permas , Jl. Dewi Sartika , Jl. MA Salmun , Jl. Pengadilan dan beberapa jalan kecil seperti Jl. Kantor Batu . Letaknya yang sangat strategis ini sepertinya dahulu dirancang agar dapat dijangkau oleh warga Bogor dari berbagai penjuru mengingat jalan-jalan tersebut di atas memang menyebar ke arah yang berbeda-beda .
Bertahan dari beberapa kali kebakaran yang pernah melandanya , Pasar Anyar ternyata juga tetap mampu menghadapi gempuran berbagai pusat perbelanjaan modern yang semakin banyak terdapat di Bogor . Bahkan justru Pasar ini sepertinya semakin melebar dari ukurannya semula . Beberapa bagian dari jalan-jalan yang disebutkan di atas seperti dihisap oleh Pasar Anyar menjadi bagian dari dirinya . Bahkan Dewi Sartika Plaza yang sempat dikhawatirkan mematikan para pedagang di pasar ini sudah menjadi bagian tak perpisahkan dari pasar ini .
Mengapa bisa bertahan ? Jawabnya sederhana karena pasar ini menawarkan begitu banyak yang bahkan melebihi apa yang bisa ditawarkan pasar modern . Mulai dari ayam hidup sampai ayam mati .. ehh ayam potong , dari kebutuhan sehari-hari sampai barang elektronik , dari kain sampai baju jadi , hewan peliharaan , ikan berbagai jenis , bahan kue sampai kue , bahkan sampai onderdil mobil dan motor , semua tersedia disini . Ditunjang sistem jual beli , yang masih berdasarkan naluri alamiah manusia untuk mendapatkan lebih banyak dengan membayar sedikit alias tawar menawar , membuatnya masih tetap bertahan .
Hanya , justru pasar nan sibuk ini memberikan kekhawatiran tersendiri mengingat perkembangan dan pelebaran terjadi secara abnormal . Terlalu banyak pedagang sehingga melebihi daya tampung seharusnya . Hal ini berakibat pada termakannya banyak jalan disekitar pasar ini . Seperti sudah dialokasikan sepertiga badan jalan dipakai untuk tempat berdagang , sepertiga lagi dijadikan lahan parkir dan sisanya dipakai untuk ngetem becak dan angkot . Saat ini mudah ditemui pedagang menjajakan dagangannya di Jl. Sawojajar atau Jl. MA Salmun , padahal kedua jalan ini bukanlah bagian dari Pasar Anyar . Pejalan kaki sulit bergerak karena harus beradu dengan pemotor , becak dan angkot . Berbelanja disini membutuhkan kekuatan dan kesabaran ekstra menghadapi ketidakteraturan yang teramat parah .
Abnormalnya perkembangan sang Pasar juga memberikan ekses negatif yang diakibatkan ketidakdisiplinan para pelaku jual beli dalam membuang sampah . Tumpukan sampah terlihat dimana-mana di sepanjang pasar ini . Tidak jarang menyebarkan bau tidak sedap kemana-mana . Hal ini menambah ketidaknyamanan saat melakukan jual beli disana .
Entah sudah berapa kali usaha pemerintah Kodya Bogor untuk merapikan dan menata pasar ini sepertinya menghadapi tembok tebal mengingat pasar ini menyangkut hajat hidup banyak warga Bogor . Terlihat dari berbagai pembersihan dan penataan yang dilakukan belum memberikan dampak perbaikan pada kondisi pasar . Perbaikan dan penataan sejauh ini masih dipusatkan pada area asli pasar anyar dan belum menjangkau area-area yang seharusnya bukan tempat berdagang . Terlihat kebingungan pemerintah Kodya Bogor menyelesaikan permasalahan di sekitar Pasar Anyar sampai saat ini .
Rupanya sang Pasar Tua ternyata masih sakti sehingga bahkan membuat tak berdaya para pemegang wewenang . Hebat !
(Penulis berharap pasar ini tetap bertahan terus walau dalam bentuk yang lebih baik , lebih rapi dan lebih bersih dari sekarang)
Catatan : semua foto diambil penulis memakai kamera Xperia M
Hanya , justru pasar nan sibuk ini memberikan kekhawatiran tersendiri mengingat perkembangan dan pelebaran terjadi secara abnormal . Terlalu banyak pedagang sehingga melebihi daya tampung seharusnya . Hal ini berakibat pada termakannya banyak jalan disekitar pasar ini . Seperti sudah dialokasikan sepertiga badan jalan dipakai untuk tempat berdagang , sepertiga lagi dijadikan lahan parkir dan sisanya dipakai untuk ngetem becak dan angkot . Saat ini mudah ditemui pedagang menjajakan dagangannya di Jl. Sawojajar atau Jl. MA Salmun , padahal kedua jalan ini bukanlah bagian dari Pasar Anyar . Pejalan kaki sulit bergerak karena harus beradu dengan pemotor , becak dan angkot . Berbelanja disini membutuhkan kekuatan dan kesabaran ekstra menghadapi ketidakteraturan yang teramat parah .
Abnormalnya perkembangan sang Pasar juga memberikan ekses negatif yang diakibatkan ketidakdisiplinan para pelaku jual beli dalam membuang sampah . Tumpukan sampah terlihat dimana-mana di sepanjang pasar ini . Tidak jarang menyebarkan bau tidak sedap kemana-mana . Hal ini menambah ketidaknyamanan saat melakukan jual beli disana .
Entah sudah berapa kali usaha pemerintah Kodya Bogor untuk merapikan dan menata pasar ini sepertinya menghadapi tembok tebal mengingat pasar ini menyangkut hajat hidup banyak warga Bogor . Terlihat dari berbagai pembersihan dan penataan yang dilakukan belum memberikan dampak perbaikan pada kondisi pasar . Perbaikan dan penataan sejauh ini masih dipusatkan pada area asli pasar anyar dan belum menjangkau area-area yang seharusnya bukan tempat berdagang . Terlihat kebingungan pemerintah Kodya Bogor menyelesaikan permasalahan di sekitar Pasar Anyar sampai saat ini .
Rupanya sang Pasar Tua ternyata masih sakti sehingga bahkan membuat tak berdaya para pemegang wewenang . Hebat !
(Penulis berharap pasar ini tetap bertahan terus walau dalam bentuk yang lebih baik , lebih rapi dan lebih bersih dari sekarang)
Catatan : semua foto diambil penulis memakai kamera Xperia M
0 comments:
Post a Comment