Banyak warga Bogor tidak menyadari bahwa di kota hujan ini sebuah Sindrom bernama TOMD sedang mewabah. Sejak beberapa tahun terakhir penyebarannya terlihat meningkat dan merasuki banyak warga Bogor. Penyebaran tidak hanya pada satu kalangan atau kelompok masyarakat tertentu tapi hampir semua kalangan sudah menunjukkan gejala-gejala sindrom ini. Mulai dari anak-anak sampai kakek nenek, buruh sampai dengan pengusaha, pengayuh becak sampai kalangan bermobil mewah semuanya mengindikasikan bahwa Sindrom TOMD sudah menyentuh banyak sekali warga Bogor.
Gejala yang ditunjukkan orang-orang yang terkena Sindrom TOMD bisa dilihat dari tindakan-tindakan mereka (contoh dari berbagai kalangan) seperti
- banyak sekali warga Bogor yang makan minum kemudian melempar kertas atau plastik pembungkusnya ke selokan
- warga Bogor yang berada dalam kendaraan membuka jendela kemudian melemparkan plastik pembungkus permen , tisu atau gelas bekas air minum kemasan ke jalan yang dilaluinya
- pedagang meninggalkan kotoran bekas dagangan mereka begitu saja
- kalau ada acara yang mengumpulkan orang banyak, pasti akan terdapat banyak koran-koran bekas alas duduk ditinggalkan begitu saja. Contoh lihat pada Care Free Day setiap hari Minggu di lapangan Sempur
Kesemua hal tersebut sesuai dengan gejala-gejala terkena Sindrom TOMD. Sindrom TOMD adalah sebuah sindrom dimana seseorang akan melihat segala hal disekitarnya bagaikan Tong Sampah. Hal itu mungkin karena obsesi mereka terhadap benda tersebut sehingga mengakibatkan mereka sering berhalusinasi. Dalam pandangan mereka semua benda yang ada di sekelilingnya adalah Tong Sampah. Penderita Sindrom TOMD akan susah mengendalikan diri kalau mereka memegang sampah . Tangan mereka akan bergetar dan sulit untuk dikendalikan kalau memegang benda yang menurut mereka sebagai sampah. Mereka sulit mengontrol diri untuk tidak melemparkannya.
Sindrom ini bisa dibagi menjadi 4 tahap berdasarkan tingkat parah tidaknya seseorang terkena sindrom ini. Ke-4 tahap ini adalah sebagai berikut :
Tahap awal : seorang anak kecil ketika diberi es krim membuang pembungkusnya ke taman
Tahap sedang : seorang ABG (Anak Baru Gede) membuang bungkus permennya sambil ngobrol dengan temannya
Tahap berat : pengendara mobil Mercy membuka jendela untuk membuang tisu bekas mengelap mulutnya
Tahap akut : seorang dewasa sambil mengecam pemerintah karena gagal membersihkan Bogor membuang sampah ke dalam sungai
Tahap awal dan tahap sedang masih tidak sulit disembuhkan dengan memberikan pengertian sehingga gejala tidak terus berlanjut. Tahap berat lebih sulit karena biasanya pengidap tahap ini kalau diberikan pengertian dan nasihat maka kemungkinan anda akan dituduh mengajari dan sok tahu. Tahap yang paling susah disembuhkan adalah tahap akut.
Akibat dari sindrom TOMD tidak secara langsung dirasakan oleh pengidap. Justru efek hasil perbuatan mereka dirasakan oleh warga Bogor dalam bentuk
a) jalan menjadi kotor dan pemandangan menjadi tidak sedap
b) aliran air di got dan selokan menjadi terganggu dan pada akhirnya bisa menimbulkan genangan air
c) petugas pengumpul sampah menjadi tambah berat kerjanya. Bisa dibayangkan kalau ada seribu orang yang membuang gelas plastik air minum kemasan waktu dan tenaga yang diperlukan
d) timbulnya jenis penyakit lainnya
Sindrom TOMD kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal seperti
1) kemalasan : banyak warga Bogor yang malas berjalan sedikit mencari tempat yang seharusnya mungkin takut kakinya lecet.
2) kesombongan : merasa dirinya sudah membayar iuran kebersihan dan tidak mau uang yang dikeluarkan tanpa mendapat hasil. Jadi mereka berpikiran untuk memberi pekerjaan untuk para petugas kebersihan
3) narsisme : mereka harus menjaga penampilan baik rumah , mobil mereka tetap bersih. Mereka akan senang kalau dirinya menjadi yang terbaik dan terbersih . Mereka akan senang kalau yang lain menjadi kotor sehingga mereka akan terlihat paling bersih.
4) kurang pengetahuan : biasanya pada penderita tahap awal dan sedang
Sindrom ini berbahaya bagi masyarakat dan harus segera dihentikan penyebarannya. Tidak bisa hanya dilakukan hanya oleh pemerintah tapi harus dimulai dari diri sendiri. Seorang pengidap harus mencoba menghentikan kebiasaannya. Orangtua menyetop penyebaran dengan memberikan pengertian kepada anak-anak agar mereka tidak tertular sindrom ini . Pemerintah harus melakukan tindakan untuk menyadarkan pengidap agar tidak berhalusinasi terus dengan memberi sangsi. Termasuk sebagai tetangga kita harus mengingatkan kepada tetangga kita bila gejala mulai terlihat. Semua harus berusaha menyetop penyebaran Sindrom TOMD ini dalam keseharian.
Resiko yang ada kalau seluruh warga Bogor gagal adalah Bogor menjadi "Tong Sampah" raksasa. Sesuai dengan singkatan dari Sindrom TOMD ini yaitu "Tongsampah Obsessed Mental Disorder" alias "Penyimpangan Mental karena ter-Obsesi Tongsampah".
(Catatan : semua foto adalah hasil jepretan kamera Xperia M penulis dan beberapa contoh disaksikan sendiri)
(Catatan tambahan : TOMD tidak ada secara teknis kedokteran dan disematkan oleh penulis pada semua orang yang suka membuang sampah sembarangan. Tulisan ini memakai sarkasme)
Gejala yang ditunjukkan orang-orang yang terkena Sindrom TOMD bisa dilihat dari tindakan-tindakan mereka (contoh dari berbagai kalangan) seperti
- banyak sekali warga Bogor yang makan minum kemudian melempar kertas atau plastik pembungkusnya ke selokan
- warga Bogor yang berada dalam kendaraan membuka jendela kemudian melemparkan plastik pembungkus permen , tisu atau gelas bekas air minum kemasan ke jalan yang dilaluinya
- pedagang meninggalkan kotoran bekas dagangan mereka begitu saja
- kalau ada acara yang mengumpulkan orang banyak, pasti akan terdapat banyak koran-koran bekas alas duduk ditinggalkan begitu saja. Contoh lihat pada Care Free Day setiap hari Minggu di lapangan Sempur
Kesemua hal tersebut sesuai dengan gejala-gejala terkena Sindrom TOMD. Sindrom TOMD adalah sebuah sindrom dimana seseorang akan melihat segala hal disekitarnya bagaikan Tong Sampah. Hal itu mungkin karena obsesi mereka terhadap benda tersebut sehingga mengakibatkan mereka sering berhalusinasi. Dalam pandangan mereka semua benda yang ada di sekelilingnya adalah Tong Sampah. Penderita Sindrom TOMD akan susah mengendalikan diri kalau mereka memegang sampah . Tangan mereka akan bergetar dan sulit untuk dikendalikan kalau memegang benda yang menurut mereka sebagai sampah. Mereka sulit mengontrol diri untuk tidak melemparkannya.
Sindrom ini bisa dibagi menjadi 4 tahap berdasarkan tingkat parah tidaknya seseorang terkena sindrom ini. Ke-4 tahap ini adalah sebagai berikut :
Tahap awal : seorang anak kecil ketika diberi es krim membuang pembungkusnya ke taman
Tahap sedang : seorang ABG (Anak Baru Gede) membuang bungkus permennya sambil ngobrol dengan temannya
Tahap berat : pengendara mobil Mercy membuka jendela untuk membuang tisu bekas mengelap mulutnya
Tahap akut : seorang dewasa sambil mengecam pemerintah karena gagal membersihkan Bogor membuang sampah ke dalam sungai
Akibat dari sindrom TOMD tidak secara langsung dirasakan oleh pengidap. Justru efek hasil perbuatan mereka dirasakan oleh warga Bogor dalam bentuk
a) jalan menjadi kotor dan pemandangan menjadi tidak sedap
b) aliran air di got dan selokan menjadi terganggu dan pada akhirnya bisa menimbulkan genangan air
c) petugas pengumpul sampah menjadi tambah berat kerjanya. Bisa dibayangkan kalau ada seribu orang yang membuang gelas plastik air minum kemasan waktu dan tenaga yang diperlukan
d) timbulnya jenis penyakit lainnya
Sindrom TOMD kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal seperti
1) kemalasan : banyak warga Bogor yang malas berjalan sedikit mencari tempat yang seharusnya mungkin takut kakinya lecet.
2) kesombongan : merasa dirinya sudah membayar iuran kebersihan dan tidak mau uang yang dikeluarkan tanpa mendapat hasil. Jadi mereka berpikiran untuk memberi pekerjaan untuk para petugas kebersihan
3) narsisme : mereka harus menjaga penampilan baik rumah , mobil mereka tetap bersih. Mereka akan senang kalau dirinya menjadi yang terbaik dan terbersih . Mereka akan senang kalau yang lain menjadi kotor sehingga mereka akan terlihat paling bersih.
4) kurang pengetahuan : biasanya pada penderita tahap awal dan sedang
Sindrom ini berbahaya bagi masyarakat dan harus segera dihentikan penyebarannya. Tidak bisa hanya dilakukan hanya oleh pemerintah tapi harus dimulai dari diri sendiri. Seorang pengidap harus mencoba menghentikan kebiasaannya. Orangtua menyetop penyebaran dengan memberikan pengertian kepada anak-anak agar mereka tidak tertular sindrom ini . Pemerintah harus melakukan tindakan untuk menyadarkan pengidap agar tidak berhalusinasi terus dengan memberi sangsi. Termasuk sebagai tetangga kita harus mengingatkan kepada tetangga kita bila gejala mulai terlihat. Semua harus berusaha menyetop penyebaran Sindrom TOMD ini dalam keseharian.
Resiko yang ada kalau seluruh warga Bogor gagal adalah Bogor menjadi "Tong Sampah" raksasa. Sesuai dengan singkatan dari Sindrom TOMD ini yaitu "Tongsampah Obsessed Mental Disorder" alias "Penyimpangan Mental karena ter-Obsesi Tongsampah".
(Catatan : semua foto adalah hasil jepretan kamera Xperia M penulis dan beberapa contoh disaksikan sendiri)
(Catatan tambahan : TOMD tidak ada secara teknis kedokteran dan disematkan oleh penulis pada semua orang yang suka membuang sampah sembarangan. Tulisan ini memakai sarkasme)
Saya baru tahu Pak soal sindrom itu tapi sering melihatnya.
ReplyDeleteSedih pak, melihat orang buang sampah sembarangan.
Hahahaha... itu sindrom karangan aku yang sebel liat orang yang buang sampah sembarangan.. jadi ga ada di ilmu kedokteran...:D
ReplyDeletesaya kira sejenis virus om, ternyata memang virus akut pengotor lingkungan.
ReplyDeletemain ke mari om.
PERUM BUMI CIKARANG MAKMUR
SERBA-SERBI MOBIL BLAZER
SERBA-SERBI MOBIL DATSUN
LUX GOOD AND CHEAP PRICE
CATATAN PENDEK PENULIS
JASA PENITIPAN BURUNG
CARA CEPAT MENURUNKAN BERAT BADAN DENGAN SEHAT
hahahahah... iya emang virus berbahaya... Ok deh nanti aku maen ke cikarang kapan2
ReplyDeletega dimana" itu pak saya sering banget nemuin kaya gitu di bogor, apalagi di Pasar Bogor, udah kaya apa itu sindromnya, ada lagi malah di deket underpass pedestrian depan Botani Square dulu bau pesing banget pas lewat situ, ga cuma bau aja tapi sampahnya juga banyak
ReplyDeleteNasib Kotaku :(
Betul kang.. makanya saya buat tulisan ini krn saya juga ngenes liat situasi Bogor dewasa ini.. ini semacam kritik terhadap mentalitas warga Bogor sendiri...kita tularkan yang baiknya kang
Delete