;

Jalur Alternatif : Tonjong

Sebagai seorang newbie dalam dunia blogging, sulit sekali menemukan sebuah sudut pandang yang unik terhadap sesuatu Kadang saya iri terhadap wartawan. Mereka selalu saja bisa menemukan 'sudut pandang " yang unik bahkan dari sesuatu yang kelihatannya sangat tidak menarik. 

Masalah mengenai sudut pandang tersebut saya alami ketika ingin memberikan info soal beberapa rute alternatif di Bogor . Tujuannya supaya pembaca bisa menghindari kemacetan di beberapa ruas jalan utama Bogor. Hanya masalahnya kalau ditulis sebagaimana adanya hasilnya tentu tidak menarik untuk dibaca. Kalau dibuat terlalu detil dan panjang , pembaca akan pergi. Karena ada banyak rute alternatif yang akan ditulis, kalau semua ditulis pakai cara yang sama, pasti membosankan. Saya berharap pernah belajar ilmu jurnalistik  supaya bisa membuatnya jadi menarik.



Salah satu dari kesulitan tersebut ketika harus menulis tentang rute alternatif yang melewati Tonjong. Saya sudah melakukan survei menyusuri jalan yang dimaksud. Mengambil foto-foto. Berulangkali sang Supra Fit berhenti untuk mencoba menemukan sebuah sudut pandang yang bisa menarik pembaca. Apapun yang bisa ditawarkan kecuali hanya informasi jalur. Juga supaya tulisan menjadi tidak kurang dari 400-500 kata. Pada akhirnya saya harus menerima bahwa rute alternatif ini memang tidak memiliki "daya tarik".

Situ Tonjong
Memang Tonjong memiliki sebuah 'situ' alias danau kecil penampungan air. Hanya danau ini bukanlah sebuah tempat wisata dengan pemandangan 1 juta dollar. Kalau bukan orang yang hobi memancing danau ini tidaklah akan menimbulkan minat untuk dikunjungi. Tidak pula ada tempat wisata. Yang ada hanyalah perumahan biasa . Tidak juga ada tempat-tempat kuliner khas yang tersembunyi. Adanya hanya warung-warung makan biasa.  Pemandangannya pun hanya rumpun-rumpun pohon bambu di beberapa tempat.


Haruskah saya hanya menulis bahwa jalan di daerah ini dua arah. Haruskah hanya menjelaskan mengenai sebagian besar jalan sudah dibeton ... atau sebagian masih aspal yang bolong-bolong. Atau.. kalau jalan tersebut adalah dua arah. Lalu bagaimana bisa dibuat menarik dengan hanya topik-topik yang begitu saja.

Akhirnya saya harus kembali ke awal ide saja, yaitu menyediakan informasi di posting kali ini. Informasinya mengenai rute alternatif yang bisa dipilih untuk menghindari kemacetan di Bogor, terutama di Jl.Sholeh Iskandar atau Solis. Kemacetan disana parah lho apalagi setiap Sabtu dan Minggu. Jarak yang hanya "seupil" atau kira-kira 2-3 Km saja bisa ditempuh selama 1-1 1/2 jam kalau sedang puncaknya. Nah info ini bisa dipakai oleh pengendara untuk menghindari jalur ini terutama

Papan Penunjuk Arah
1) Bila anda mengambil jalan dari Parung menuju tengah kota Bogor. Sudah pasti anda harus melalui Jl Solis yang macet itu. Sebenarnya bisa dipecahkan dengan mengambil rute Tonjong ini. Jalan yang melalui Tonjong ini, kalau dari Parung akan ada di sebelah kiri. Ada papan penunjuk arahnya.

Nah, belok saja ke kiri. Jalannya sudah dibeton. Hanya tidak berapa lama (sampai tulisan ini dibuat) akan selang seling antara beton dan aspal (yang berlubang di banyak tempat). Terus saja ikuti jalan ini kira-kira 6 km. Sampai di ujung jalan ini akan bertemu dengan jalan raya Bojonggede-Cilebut. Juga ada petunjuk arah. Ambil ke kanan kalau mau ke Bogor, ke kiri kalau mau ke Bojonggede-Jl Raya Pemda- Cibinong (nanti akan dibuatkan tulisan lanjutan). Kalau ke tengah kota, ambil kiri dan lurus terus. Keluarnya akan di pertemuan dengan Jl Solis di atas underpass. Biasanya kemacetan di Solis akan ada berlanjut di underpass tapi karena kita lewat di jalur atas tidak terkena kemacetan tersebut. Setelah itu tinggal masuk ke Kebon Pedes.

2) kalau arah sebaliknya . Bila kita dari Bojonggede mau ke arah Bogor Barat, seperti Semplak, Terminal Bubulak , Dramaga, IPB jalur ini bisa dipakai. Dari stasiun Bojonggede hanya sekitar 500 meter, belok ke kanan dan keluarnya ada di jalur Parung-Bogor. Tinggal lurus ke arah Salabenda dan Semplak tanpa melalui kemacetan Jl. Solis.

Lumayan bisa hemat waktu kalau lewat sini.

Ujung jalan ke arah Bojonggede

Apa ada yang menarik untuk dilihat disini? Yah sayang sekali seperti yang sudah ditulis di atas, saya tidak menemukan sesuatu yang istimewa. Hanya kalau haus di perjalanan, selain banyak warung ada juga bapak-bapak penjual kelapa muda di pinggir Situ Tonjong.

Jalan ini juga cukup aman dilalui malam hari karena melewati pemukiman penduduk. Juga cukup ramai karena biasanya ojeg-ojeg dari stasiun Bojonggede sering mengantar penumpang ke arah perumahan Bilabong atau Mutiara Kemang yang ada di sekitar Tonjong. Juga ada sebuah kantor Kepolisian Resor (Depok). Jadi tidak menyeramkan. Hanya kalau anda berkendara hati-hati karena cukup banyak pengemudi motor yang suka ngebut dan tidak menyalakan lampu. Juga truk sering lewat jalur ini.

Itu saja yang bisa saya tulis kali ini.












Share on Google Plus

About Anton Ardyanto

Terima kasih untuk berkenan membaca tulisan ini. Saya berharap ada yang dapat diambil dan dimanfaatkan dari tulisan ini. Kalau anda berkenan mohon luangkan waktu berharga anda sedikit lagi untuk memberikan sesuatu. Saran, masukan atau kritik akan sangat berharga bagi saya. Apalagi kalau anda berkenan share tulisan dari blog ini kepada yang lain.

Thank you for your time to read my writings. It means a lot to me. I really hope that there is something that you, the reader can take from my writing. I would be honored if you can spare a bit more of your precious time to let me have your comments or even your critics. I would be more than grateful if you can share something from this blog to other people.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 comments: