;

Bogor ter-INVASI


Tenang ! Tenang ! Tidak usah langsung asah bedog (baca : golok) . Jangan juga telpon bapak pulisi (polisi) atau tangtara (tentara) . Tidak ada situasi gawat darurat yang membutuhkan mereka turun tangan bawa senjata . Ini hanya gara-gara spanduk ini




Sop ayam ? Iya , cuma warung sop ayam yang belakangan laris manis ini . Tidak terasa ya ? Banyak sekali warung impor di Bogor , salah satunya ini . Impornya memang sih cuma dari Klaten (Jawa Tengah) . Belum lagi yang di bawah , masa warung nasi yang menyediakan masakan Sunda aja ada embel-embel cabang Kebon Kalapa - Soekarno Hatta (Bandung)


Belum lagi kalau daftarnya diperpanjang dengan yang benar-benar impor dari orang Bule sono seperti ini


Masih bisa diperpanjang lagi dari saudara tua (istilah jaman pendudukan dulu) seperti Hanamasa , Hansuki , Ichiban Sushi dan masih banyak lagi yang bisa ditambahkan sehingga daftar akan membutuhkan lebih dari 3 halaman folio kalau ditulis semua .

Tidak terasa memang Bogor sudah terinvasi dalam urusan makan . Selera lidah warga Bogor sudah banyak mengalami perubahan . Anak-anak sering meminta orangtuanya berjanji kalau gajian untuk makan di Pizza Hut , Mac D daripada laksa . Bukan cuma anak-anak , orang dewasa pun lebih suka pergi ke Steak 21 daripada makan toge goreng . Berbagai tempat makan memakai label yang mengindikasikan bahwa yang mereka tawarkan bukan berasal dari dalam negeri Bogor . Bebek goreng Mas Slamet cabang Kartosuro , Bakso Pak Mien (Solo) bahkan ayam goreng pinggir jalan pun memakai nama ayam goreng Sukabumi . Bukankah ini menunjukkan bahwa Bogor memang sudah terinvasi (secara sosial budaya) .

Hal-hal yang sederhana tapi secara tak sadar warga Bogor dipaksa meminggirkan kekhasan Bogor dari benak mereka dan kemudian menggantikannya dengan sesuatu yang dianggap lebih populer dan ngetop . Tidak lagi menjadi sebuah kebanggaan ketika hanya makan toge goreng PLN atau laksa tapi akan lebih keren kalau bisa makan di Hanamasa atau mereguk Capuccino dibandingkan minum bandrek atau bajigur . Brand-brand yang berasal dari "luar" dianggap lebih memberikan prestise .

Bukan sebuah hal yang buruk karena hal-hal tersebut bersifat alamiah . Sebuah kebiasaan atau budaya yang "lemah" akan digantikan oleh budaya-budaya baru yang lebih "kuat" . Dalam hal ini sebuah kebiasaan berupa pola dan selera makan warga Bogor diinvasi oleh kebiasaan dari luar , termasuk dari budaya serumpun dari Bandung (ingat Cireng / Aci Goreng , warga Bogor akan lebih ingat Cireng buatan Bandung padahal dari dulu di Bogor juga ada Cireng) . Budaya Bogor sedikit demi sedikit dikikis oleh semakin majemuknya masyarakat Bogor dewasa ini , pengaruh dari gemerlapnya kehidupan Jakarta yang dibawa para pelaju di KRL , tidak kreatif-nya pendukung laksa dan toge goreng . Budaya Bogor sepertinya hanya tinggal waktu menuju statusnya yang baru , yaitu hanya akan hadir ketika ada perayaan HUT Bogor , atau dalam pembicaraan kakek nenek mengenang masa lalu sambil nyaneut .

Tapi.... tenang saja Bogor sudah melahirkan beberapa bentuk jenis produk budaya dalam bidang makanan berupa roti Unyil , Lapis Talas Bogor , Asinan Gedong Dalem dan beberapa jenis lainnya yang tidak bisa disebutkan . Jenis produk budaya Bogor yang baru ini diharapkan bertahan lebih lama dibandingkan yang sebelumnya karena merupakan hasil campuran dengan beberapa produk budaya populer di Indonesia seperti roti (diadopsi dari budaya mana yah) , cake/bolu yang jadi dasar lapis talas dan asinan . Mungkin ke depannya dengan senjata-senjata baru ini Bogor suatu waktu akan bisa menginvasi daerah-daerah lain di Indonesia . Senjata-senjata modern hasil kreatifitas warga Bogor yang memang diperlukan untuk mempertahankan sebuah budaya dari invasi budaya lainnya . Semoga !





Share on Google Plus

About Anton Ardyanto

Terima kasih untuk berkenan membaca tulisan ini. Saya berharap ada yang dapat diambil dan dimanfaatkan dari tulisan ini. Kalau anda berkenan mohon luangkan waktu berharga anda sedikit lagi untuk memberikan sesuatu. Saran, masukan atau kritik akan sangat berharga bagi saya. Apalagi kalau anda berkenan share tulisan dari blog ini kepada yang lain.

Thank you for your time to read my writings. It means a lot to me. I really hope that there is something that you, the reader can take from my writing. I would be honored if you can spare a bit more of your precious time to let me have your comments or even your critics. I would be more than grateful if you can share something from this blog to other people.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment