Ada satu hal lagi selain becak (lihat "Becak") ketika minggu yang lalu berjalan-jalan menyusuri Jl. M.A Salmun Bogor yang melekat dalam ingatan saya . Pemandangan itu seperti foto-foto ini
Fot-foto ini diambil dari atas jembatan Jl. M.A Salmun yang minggu kemarin saya telusuri . Entah siapa yang tinggal di kawasan seperti itu bersebelahan dengan sampah . Bisa jadi mamang becak yang terfoto , bisa juga mbok jamu yang berteduh di rumah-rumah tersebut .
Mengherankan sekaligus menyedihkan di tengah semakin gemerlap dan hiruk pikuknya Bogor serta dengan tujuan yang dicanangkan menjadikan kota hujan ini sebagai kota jasa , bisnis , pariwisata dan perdagangan ada sebagian warganya yang seperti terlupakan . Sering terlihat di media massa lokal pembenahan dilakukan pemerintah Bogor untuk merapikan berbagai kawasan agar Bogor terlihat bersih dan tertata rapi serta nyaman untuk ditinggali . Hanya entah kenapa hal-hal seperti ini luput dari pandangan sebagai hal penting yang harusnya mendapat perhatian lebih . Pemerintah bukan hanya bertugas untuk "merapikan" Bogor tetapi juga harus bisa mengangkat harkat dan martabat warganya .
Kalau melihat jumlahnya dan luasnya , pemukiman ini sudah lama berada dibawah kolong jembatan ini . Berarti entah sudah berapa kali terjadi pergantian kepemimpinan di kota Bogor terjadi tanpa ada penyelesaian . Ataukah mungkin hal tersebut sudah dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja dan menjadi sebuah kewajaran , ataukah memang hal seperti ini dianggap sebagai collateral damage atau korban tak disengaja yang dimaklumi, atau mungkin hal ini dianggap sebagai aib yang akan mengganggu "kemajuan" Bogor sehingga harus ditutupi sampai akhirnya dilupakan . Haruskah suatu waktu kita memandang mereka hanya sebagai sesuatu yang dapat dilupakan dan membuat mereka yang tinggal disana hanya sebagai kaum yang terlupakan .
0 comments:
Post a Comment