Siluet gunung Salak terlihat samar dari ujung jalan Mayor Oking dekat Jl. Ma Salmun . Terhalang oleh sebuah bangunan yang entah apa serta tiang listrik . Dulupun sekitar tahun 1982 , siluet gunung yang melambangkan Bogor ini juga terhalang , hanya bukan oleh bangunan tapi oleh rimbunnya jejeran pogon kenari disisi kanan dan kiri.
Dulu disini ada sebuah TK , TK YWKA (Yayasan Wanita Kereta Api) , hanya sekarang sudah entah kemana . Dulu di ujung jalan ini ada jejeran tempat pangkas rambut tapi sekarang sudah tergantikan dengan pintu masuk ke stasiun Bogor . Dulu di sebelah kanan terdapat Muria Plaza , Holland Bakery dan tempat dingdong/video game . Muria Plaza entah sudah berapa tahun menjadi bangunan bobrok tak bertuan dan tak terurus .
Dulu jalan yang diberi nama pahlawan Bogor yang ikut menumpas DI/TII dan bertangan satu ini rindang dan tidak begitu ramai . Paling ramainya hanya di Muria Plaza . Sekarang antrean angkot yang menunggu penumpang-lah yang meramaikan di persimpangan dengan Jl. Kapten Muslihat . Padat dan gersang itulah jalan ini sekarang . Sebagai pengganti pohon kenari , banyak tempat usaha yang menggantikannya . Hanya terlihat beberapa pucuk pohon cemara yang berdiri gagah tapi tak mampu menahan sinar matahari dan memberikan rasa sejuk pada manusia-manusia yang lewat .
Hanya ada satu yang belum berubah, sebuah toko furniture tempat dulu bunda membelikan tempat tidur dan peralatan , Toko Sinar Sari . Rupanya sesuatu yang lekat dengan kapitalisme lebih mampu bertahan menghadapi perubahan dikotaku ini .
(Edisi teringat hujan-hujanan dengan seorang teman sepulang sekolah... ehhmm)
Catatan :
- Angkot no 02/03/12 Merah melalui jalan ini menuju ke Jl. Kapten Muslihat
- foto diambil dengan kamera Xperia M tgl 13-09-2014
0 comments:
Post a Comment