Kali ini mengajak sedikit berimajinasi tentang beberapa hal
Jejeran angkot ngetem di ujung jalan Pajajaran mengarah ke Tajur . Perhatikan rambu tanda DILARANG BERHENTI . Bayangkan : menurut paparan bapak walikota Bogor terdapat kurang lebih 3,400-an angkot yang terdaftar di Kotamadya Bogor (belum termasuk angkot kabupaten) . Seperti sudah diketahui bersama tindak tanduk angkot di Bogor mayoritas seperti itu dan warga Bogor memakluminya sebagai wajar . Angkot gitu lho !
Kedua :
Pengendara tersebut melawan arus Jl. Soleh Iskandar pada 06-09-2014 . Bayangkan : terdapat ratusan ribu motor di Kotamadya Bogor dan ribuan diantaranya terbiasa melakukan contra flow karena malas berputar di tempat semestinya .
Ketiga :
Parkir tepat di depan tanda DILARANG PARKIR di Jl. Pajajaran 21-09-2014 . Bayangkan : lagi-lagi menurut bapak walikota secara keseluruhan kira-kira ada 400,000 mobil pribadi di Bogor dan kalau kira-kira 1 persen saja yang melakukan hal sama seperti itu .
Keempat :
Selain yang tiga di atas masih banyak lagi seperti menerabas lampu merah , mengemudi sambil memegang handphone , bersepeda motor berjajar sambil ngobrol dan seterusnya . Terlalu panjang untuk disebutkan satu persatu .
Semuanya adalah pemberi andil pada kesemrawutan lalu lintas di Bogor setiap harinya . Kemudian kita bayangkan lagi kira-kira hasil dari wacana pelarangan Plat B beredar di Bogor selama sehari . Entahlah kok yang terbayang adalah seorang dokter yang sudah tahu pasiennya menderita karena sakit maag tapi menganjurkan untuk melakukan operasi untuk mengangkat usus buntunya . Kemacetan yang setiap hari diharapkan terselesaikan dengan konsep Park & Ride pada 1 hari saat weekend saja .
Akhirnya coba berpikir positif , bayangkan kalau semua warga Bogor "membiasakan yang benar dan bukan membenarkan yang biasa" kira-kira akan berkurangkah kesemrawutan ini . Seorang filsuf , Lord Moulton berpendapat cara mengukur "beradab" tidaknya sebuah masyarakat adalah dengan melihat kepatuhan mereka terhadap "aturan " tak tertulis (norma) yang ada . Mungkin bisa dibayangkan berada pada posisi dimanakah warga Bogor ketika bahkan yang 'tertulis' jelas saja tidak dipatuhi dan dianggap sebagai sebuah hal yang biasa
Bayangkan ..
0 comments:
Post a Comment