Tugu Selamat Datang di depan Terminal Baranangsiang , Bogor |
Cantik mukanya tapi buruk di dalamnya. Mungkin itu sebutan yang bisa disematkan kalau Terminal Baranangsiang diibaratkan seorang manusia.
Taman Kecil depan Terminal Baranangsiang |
Tugu jam di ujung Jagorawi memberi kesan Bogor menyambut para pendatang. Taman kecil di depan terminal dipenuhi tanaman hias dan ucapan "Welcome to Bogor" di atasnya. Beberapa baliho dari perusahaan tak mau ketinggalan memberi kesan kota ini sebagai sebuah kota bisnis. Tentu saja sebuah kota yang hidup dari jasa dan perdagangan haruslah menyediakan berbagai fasilitas yang memadai untuk mengundang orang datang.
Pintu Baranangsiang sebelah Utara |
Jangan bayangkan sebuah terminal bis dengan berbagai fasilitas yang komplit. Terminal ini sama sekali tidak memiliki fasilitas yang bisa dikatakan memadai. Sangat berbeda dengan kesan pertamanya.Terminal bis yang memiliki dua bagian ini di bagian dalamnya tidak menampakkan wajah Bogor sebagai sebuah kota yang mengandalkan jasa dan perdagangan.
Gedung dalam Terminal Baranangsiang Bogor |
Bila berjalan jauh semakin ke dalam, akan terlihat sebuah bangunan memanjang berlantai dua. Gedung yang digunakan sebagai kantor pengelola terminal dan juga loket dari berbagai perusahaan otobus yang beroperasi ini terlihat sangat tidak terawat. Kotor , gelap dan kumuh. Entah kapan bangunan tersebut terakhir kali dicat.
Di tempat parkiran bis dekat dan di bawah gedung tersebut becek , banyak genangan air sepertinya sisa air cucian bis dan juga berbau pesing. Bau ini rupanya sudah merupakan kekhasan berbagai fasilitas umum di Bogor
Beberapa tempat penumpang menunggupun bisa dikata sangat minim. Bentuknya hanya berupa halte beratap asbes dengan beberapa tempat duduk yang bahkan ada diantaranya tidak memiliki tempat duduk dan hanya berupa batang besi.
Ruang Tunggu Terminal Baranangsiang Bogor |
Situasi yang jauh lebih menyedihkan terlihat di bagian belakang terminal. Bagian ini adalah sebuah terminal kecil untuk angkot. Ide awalnya terlihat jelas bahwa terminal ini akan terintegrasi dengan angkutan dalam kota Bogor. Tujuannya memudahkan penumpang untuk masuk dan keluar dari kota ini.
Terminal Angkot di belakang terminal utama |
Di tengah tempat yang seharusnya adalah tempat angkot berkumpul berdiri sebuah saung yang entah apa fungsinya. Jangan tanyakan mengenai kondisi aspal . Halte yang seharusnya menjadi tempat penumpang naikpun sudah sama kondisinya dengan yang di bagian utama. Sampah, ada banyak tumpukan disana sini. Tidak terlihat adanya lampu untuk memberikan penerangan di malam hari.
Jalan Penghubung terminal utama dan terminal angkot |
Ironis memang. Disaat berbagai moda angkutan lain mulai melakukan pembenahan terhadap fasilitasnya, terminal ini seperti tidak melakukan hal yang sama. Kereta dengan PT KAI dan KCJ sudah melakukan pembenahan di berbagai stasiun yang berada di bawahnya. Moda angkutan udara juga berbuat hal yang sama.
Tangga penghubung antar terminal |
Sepertinya puluhan ribu orang yang memanfaatkan terminal ini dianggap sebagai bukti bahwa sebuah terminal tidak memerlukan fasilitas yang memadai. Padahal puluhan ribu orang tersebut, sama seperti saya 6 tahun yang lalu terpaksa memanfaatkan terminal ini karena tidak memiliki pilihan lain.
Kondisi atap di jalan penghubung terminal |
Entah sampai kapan hal ini akan terus berlanjut, Entah sampai kapan para pengguna fasilitas umum harus menunggu kedatangan fasilitas yang "memadai". Mudah-mudahan hal itu bukanlah bak menunggu datangnya "Godot".
Catatan
- foto-foto diambil pada 13 Desember 2014
- untuk menuju ke terminal Baranangsiang ini bisa memakai ankot no 03 merah, 06 merah . Angkot no 10 dan 13 merah akan melalui depan terminal ini
Ha..ha.. Pak Anton bisa saja.. Tapi iya juga sih, kalau urusan 'upaya menuju yang lebih baik' kita sepertinya terbiasa nyaman dengan keseharian menunggu Godot :D Salam.
ReplyDeleteHabis bete dah berapa tahun ga ada maju2nya
Delete