Setelah tertunda lebih dari 2 bulan akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan menulis mengenai Hotel Salak. Padahal foto-foto dari penampakan hotel ini sudah tersedia sejak 27 Septemner 2014 yang lalu. Hanya karena ada dua hal yang mengganjal ketika mencari referensi mengenai hotel ini, maka saya memutuskan untuk menunda.
Dua hal yang mengganjal adalah sebagai berikut
1. KAPAN BERDIRINYA?
Hampir semua literatur menyebutkan tahun yang sama, yaitu 1856. Saya bilang hampir karena ada hal yang cukup menarik ketika mengunjungi website hotel Salak http://hotelsalak.co.id . Lihat bagian "History" (sejarah) dan "Background" (latar belakang) . Pada dua bagian ini justru ada perbedaan pada tahun berdirinya hotel ini. Laman "history" menyebutkan tahun yang sama dengan kebanyakan yaitu 1856 tetapi di laman "background" disebutkan hotel ini berdiri di awal tahun 1900-an. Pasti menarik untuk melihat alasan mengapa dalam satu laman resmi ada dua versi.
Kita tunda pembahasan mengenai tahun sampai disini dulu.
2. NAMA ASLINYA? Penting karena mengingat usia hotel ini sudah melebihi 158 tahun dan sudah terjadi entah sudah berapa kali berpindah tangan.
Banyak literatur termasuk dari berbagai blog yang sudah mengulas tentang hotel ini memberikan dua nama yang berbeda. Yang setuju dengan tahun berdirinya 1856 bisa berbeda dalam memberikan rujukan nama asli hotel ini. Ada yang menyebut Binnenhof Hotel sebagai nama ketika pertama kali berdiri. Ada pula yang menyebut Bellevue Dibbets Hotel.
Mana yang benar?
Dua pertanyaan ini terus menghambat penulisan artikel ini. Sampai hari ini. Ketika saya membaca ulang berbagai referensi yang tersedia dan akhirnya menemukan sebuah cerita yang paling masuk akal dari data yang ada.
Teorinya adalah sebagai berikut
Pemandangan Istana Bogor dari sisi Hotel Salak |
Hotel Salak Heritage didirikan pertama kali dengan nama Binnenhof Hotel. Dimiliki oleh seseorang dari dalam lingkaran keluarga Gubernur Jenderal Belanda saat itu yaitu Charles Ferdinand Pahud (1856-1861). Dimaksudkan sebagai tempat singgah orang-orang dari lingkungan istana dan pejabat pada saat itu.
Binnenhof sendiri aslinya adalah nama sebuah kompleks bangunan di Den Haag Belanda yang terdiri dari bangunan-bangunan yang dipakai untuk pertemuan parlemen Belanda dan kantor-kantor dari pejabat-pejabat penting Belanda (hingga saat ini). Mengingat fungsi saat berdirinya adalah untuk kalangan atas dan Binnenhof sendiri adalah tempat untuk pejabat-pejabat penting di negara asalnya, maka lebih bisa dimengerti kalau hotel yang berada di depan Istana Bogor ini dinamakan sesuai level tempat aslinya.
Lalu bagaimana dengan nama Bellevue-Dibbets? Tidak salah Bellevue Dibbets pernah disandang hotel ini. Hanya bukan di tahun 1856 tetapi mulai tahun 1932. Website hotel Salak menjelaskan berbagai peralihan dan perubahan nama mulai dari nama Dibbets di tahun 1900-an , NV America Hotel di tahun 1913, sampai Bellevue Dibbets Hotel di tahun 1932. Bellevue berasal dari bahasa Perancis yang berarti "Pemandangan Yang Indah" dan Dibbets sendiri diambil dari nama E.A. Dibbets pemegang saham terbesar dalam NV America Hotel (yang bangkrut di tahun 1913)
Di tahun 1942-1945, hotel ini berubah fungsi menjadi markas Polisi Militer Jepang/ Kempetai. Setelah kemerdekaan Indonesia , tepatnya di tahun 1948, hotel ini diserahkan ke Pemerintah Indonesia pada saat itu dan berganti nama menjadi Hotel Salak diambil dari nama Gunung Salak. Nama Salak disini sebenarnya bukan nama buah tetapi kata dalam bahasa Sansekerta yang artinya "PERAK" jadi bisa dikata Hotel Salak artinya Hotel Perak.
Di tahun 1955, hotel ini menjadi salah satu hotel yang dipakai untuk persiapan Konferensi Asia Afrika I . Di tahun 1994 kembali menjadi perhatian dunia Internasional sebagai tuan rumah KTT APEC yang menghasilkan "BOGOR GOALS" (Target / Tujuan Bogor). Sebenarnya kalau hotel ini bisa bicara mungkin dia bisa juga menceritakan mengenai perpindahan kepemimpinan dari Orde Lama ke Orde Baru yang terjadi di Istana Bogor di tahun 1965 (11 Maret 1965).
Sampai akhirnya di tahun 1998 barulah nama Hotel Salak The Heritage disematkan kepada ex hotel Binnenhof ini sampai sekarang.
Mengenai teori ini, bisa dibantah atau diperdebatkan. Di saat kuliah
dulu saya dikuliahi bahwa Ilmu Sejarah itu adalah ilmu yang menghasilkan sebuah "Teori" yang
dilandaskan pada "Teori". Jadi akan ada ruang terbuka yang lebar untuk
diperdebatkan dan dikoreksi.
Saya mohon maaf tidak bisa memberikan informasi mengenai berbagai fasilitas yang ada di Hotel Salak Heritage. Saya mengakui tidak pernah menginap disini jadi tidak begitu tahu fasilitas apa saja. Kenapa saya tidak pernah menginap disini? Rumah saya hanya berjarak beberapa kilometer saja dari hotel Salak, tentu akan membuat tetangga bertanya "Apa saya habis berantem sama istri sampai harus menginap di hotel Bogor?". Bisa lebih parah lagi kalau saya diduga selingkuh.. Waduhhh!!!
Catatan:
- Alamat Hotel Salak Jl. Ir Haji Juanda No 8 dan lokasinya tepat di sebelah Balaikota Bogor
- Kemungkinan tulisan akan dilanjutkan di tulisan selanjutnya karena terpaksa dihentikan dahulu mengingat siaran langsung Arsenal vs Liverpool sudah mulai
- Alamat Hotel Salak Jl. Ir Haji Juanda No 8 dan lokasinya tepat di sebelah Balaikota Bogor
- Kemungkinan tulisan akan dilanjutkan di tulisan selanjutnya karena terpaksa dihentikan dahulu mengingat siaran langsung Arsenal vs Liverpool sudah mulai
setelah baca artikel ini saya jadi tahu sejarahnya hotel salak,
ReplyDeletesaya juga.. terima kasih mas sudah berkunjung
Deletetermakasih atas informasinya, sangat membantu dalam mengerjakan tugas saya
ReplyDelete