Sidang Pertama DPR Ricuh ...!
Begitu bunyi tajuk utama Radar Bogor edisi Kamis , 02 Oktober 2014 . Bukan sesuatu yang spesial mengingat sudah beberapa bulan terakhir situasi politik di negeri ini sedang memanas . Bukan pula informasi yang sedang dicari .
Pandangan turun ke bawah dari tajuk utama .. Ehh..kok tidak ada . Mungkin di halaman kedua . Lembaran dibuka , ternyata ada 2 berita asal Bogor (hanya 2 lho yang dimasukkan di 8 halaman pertama) . Lembar demi lembar dibuka dan ternyata dari halaman 1 sampai 8 hanya ada 2 buah berita asal Bogor dan tak satupun dari keduanya yang menjadi berita utama tenggelam oleh berita-berita dari DPR , Jero Wacik dan Naik Haji .
Pencarian dilanjutkan dengan lembar-lembar koran lokal Bogor pertama tersebut dan setelah dilihat-lihat dari total 24 halaman kandungan berita Bogor +- 45% . Tak satupun diantaranya menjadi berita utama bahkan di kolom olahraga .
Nama korannya RADAR BOGOR tapi isinya hampir sama dengan koran-koran nasional lainnya . Bagian muka dikuasai oleh topik-topik yang sama dengan yang sedang ramai dibicarakan (walau bukan terjadi di Bogor) . Bahasa yang dipakaipun memadukan istilah-istilah asing seperti METROPOLIS untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan Bogor , KICKERS untuk bagian Olahraga , FEMALE , SELEBRITIS dan rupanya ada halaman khusus RADAR CIBINONG . Sangat berbeda jauh ketika pertama kali terbit di tahun 1998 dimana kontennya kira-kira 75% dari Bogor , 20% dari Nasional dan 5% dari Internasional . Satu lagi ternyata tidak terdapat istilah-istilah atau kata-kata Bahasa Sunda yang nyangkut di edisi hari ini !
Berkurangnya konten lokal dalam koran ini sepertinya memang erat kaitannya dengan perkembangan dan perubahan kondisi sosial kemasyarakatan di Bogor . Kemajemukan penduduknya dan selera masyarakat dalam hal informasi sepertinya memaksa koran ini melakukan perubahan dalam dirinya . Terlihat adanya perubahan bahwa masyarakat Bogor saat ini lebih merasa penting untuk mengetahui apa yang terjadi dilingkup yang lebih besar (Nasional atau Internasional) daripada sekedar berita dari kota mereka . Mungkin warga Bogor menempatkan dan memandang dirinya lebih kepada bagian dari komunitas yang lebih besar skalanya daripada komunitas sebelumnya .
Sepertinya memang tidak bisa terhindarkan karena koran inipun harus tetap hidup dan menjaga oplahnya dengan segala cara . Tim redaksi dan para pemimpinnya pasti sudah mempertimbangkan hal tersebut walaupun dengan menghilangkan cukup banyak bagian yang dulu menjadi ciri khas Radar Bogor . Perkembangan Bogor memang mendesak banyak pihak untuk melakukan berbagai penyesuain termasuk koran sebagai penyedia informasi .
Hanya , sedikit kekhawatiran , sepertinya suatu hari nanti warga Bogor akan mencari "Bogor" di "Radar Bogor" .
0 comments:
Post a Comment